Rabu, 13 Oktober 2010

REM

      Apa yang membuat kita yakin bahwa mobil yang kita tumpangi akan berhenti dan berjaln sesuai dengan keinginan ? Mengapa kita begitu percaya bahwa kecepatan gs yang di sirkuit balp akan berakhir dengan berhentinya kita di gris yang kita inginkan?
     Dua pertanyaan ini memang mengarah pada satu hal yang vital bagi pergerakan  mobil kita, yaitu rem. Silahkan tempat manapun di dunia ini yang bisa di lewati oleh mobil. Selama ada rem, mobil akan mem berikan kenyamanan yang tidak bisa dipenuhi oleh sekdar bensin yang full tank.
     Rem memang tidak lebih penting dari mesin atau elamen mobil yang lainnya. Tetapi tanpa rm, harga mobil akan anjlok ke titik nadir, tak ada orang yang mau mobilnya tanpa rem. Tanpa terlihat wujudnya, rem yang pertama kali kita ingat saat ada lampu merah, atau berhenti mendadak.
    Dalam lalu lintas hidup kita terdapat pada inti diri kita yaitu jiwa yang senantiasa besih olh perasaan takut dan harap kepada allah. Rem diri inilah yang akan menghentikan kita ditempat yang senestinya.
Rem diri juga tidak nampak tetapi rasa harap dan takut tidak serta merta jadi hal pertama yang kita ingat ketika kita menghadapi rambu-rambu kehidupan. Kita seolah-olah menjadi sopir mobil tanpa rem, dengan kecepatan tanpa batas namun dengan sirkuit yang curam dan penuh lubang. Kita tak membutuhkan rem, sampai tiba saatnya kita meras harus brhentin dan bru menyadari bahwa menghentikan mobil tanpa rem sama artinya dengan menamatkan riwayat mobil dan sopirnya sekaligus.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar